Boneka

"Hai... sang pangeran putra mahkota menampakkan kembali sama halnya dengan isi-isi tentangnya sebelumnya. Tapi hei... dia hanyalah milik putri mahkota bukan rakyat jelata". "Bukan, menurutku dia akan menjadi milik rakyat jelata saat menjadi Raja, bahkan ia bukan sepenuhnya milik putri mahkota karena akan memiliki selir". Percakapan seru antara kedua bocah yang bermain kelereng di tanah tandus, mereka selalu membicarakan hal-hal seru menurut mereka. Biarlah mereka bersenang-senang dengan pemikiran masa mudanya. Tidak, itu salah. Bagaimana bisa anak berumur 10 tahun masih melakukan hal demikian. Berkeliling, sama saja apa yang dicari? hanya memperhatikan tanpa tahu akan melakukan apa. Dia hanyalah boneka. Putra mahkota hanyalah boneka sama seperti Raja sekarang.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Petak Umpet

Langkah gontai kering di ujung jalan, bersliweran hembusan angin menyapu jalan. Berisi kotoran dari jauh kemudian menempel pada peluh. Bau matahari kata ibuku. "disuruh tidur siang juga, ayo pulang, panas-panas begini". Ini lebih mendebarkan dibanding bermain bersama teman, petak umpet bersama ibu, gumamku. "siang-siang kelayapan, aduh.. dimana si bungsu ini". Lihatlah anak-anak di lapangan irinya mereka tiada yang mencari. Aku berdiam di tempat aman pikirku, sampai bosan aku menunggu untuk ditemukan. Tubuh bergontai saat matahari mulai merendah menyusuri tanah kering bekas siang terik, menelan ludah tiada membasahi tenggorokkan tetap kering. Tiba di gang kumuh, tiada dapat masuk karena sesak, aku sulit untuk bernapas lega. Sempit. Asalnya dari sana sebuah tempat yang tak asing buatku. Terbaring kaku dengan simbahan merah di kanan kiri daun pintu. "Aduh...emakkk.. maafkan Buyung......" Buyung janji tidak akan main petak umpet lagi dengan emak...... Maafkan Buyung....".
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Semangat (disuruh) Semangat

Di setiap jalan yang dilalui selalu bicara sendiri dengan hati
Apa senang, sedih, bosan yang dirasa kini 
Mengubah segala keluh, kesah sendiri 
Menjelma sebagai semangat yang harus berdiri 
Karena setiap jalan itu berharap diberkahi 
Langkah usaha bekerja mencari rezeki 


Jauhkan dari rasa kemalasan sehari-hari 
Ada yang harus diusahakan untuk dikemudian hari 
Kemanapun kamu lalu lalang pergi 
Semangatlah... Devie Alfikasari... 

 Rabu, 15 Februari 2017
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Dia

Ketika berjalan menyusuri sepanjang jalan beraspal, berteman terik matahari yang menyeringai kasar, melelehkan peluh yang mengalir deras dari balik hijab yang dia kenakan. Pertanda kini dia sedang dan masih berusaha, dia masih sehat. Satu dua tiga lalu berlalu dengan menghitung sudah berapa langkah kaki yang sudah terlewat, adakah jejaknya? Dia berpaling ke belakang, betapa menyenangkan dan tenangnya dia dulu melewati jalan-jalan ini karena memiliki tujuan jelas dan kursi yang nyaman.
Kadang tak mudah baginya untuk bisa survive dengan cepat. Dia hanya bisa bergumam sendiri, berdiskusi dengan diri sendiri, bermain dengan pikiran sendiri. Gila! Mungkin itu pikiran orang, tapi hanya di dalam hati lah dia melakukannya tidak secara lisan. Baginya sembunyi di dalam hati dan pikiran sendiri lebih aman, terlepas dari terpendamnya emosi jika pikiran atau perasaan itu menimbulkan aura gelap.
Padahal dia bekerja dan melakukan sesuai apa sebisanya, apa yang ragu dia bisa atau tidak pun selalu dia coba dan dia kerjakan, disaat dia yang semangat memulai, mencoba, dan menyelesaikan, mereka menghentikannya. Bukan dia yang menyerah bukan? Kini berusaha dan kembali lagi ke titik awal, kenapa seperti tarik ulur begini ya, saat sumur itu terisi dengan air musim hujan dan kembali kita bisa mengulur ember dan menarik 'isi'nya kemudian hujan itu tiba-tiba berhenti menyisakan sedikit air yang sebenarnya belum semua kebutuhan terpenuhi. Kemudian hujan itu belum datang lagi.
Ketika angin membawanya ke arah mana pun, dia hanya bersyukur kakinya asetnya ini, yang setia menemaninya kemanapun dia berusaha, keduanya kuat meskipun lemahnya dirinya saat berlari, setidaknya dia bisa berjalan cepat. Yang dia tahu, dia hanyalah orang yang memanfaatkan kesempatan, dia selalu percaya peluang dan kesempatan adia harus selalu menghadapinya dan menggunakan kesempatan itu. Mencobanya. Dia tak tahu hasilnya seperti apa yang dia tahu hanya mencobanya, namun jika sudah mencobanya dan gagal itu dia ujiannya kadang bisa atau tidaknya dirinya bangkit dari kegagalan itu, Tergantung besar atau kecilnya kegagalan itu.
Manusia, ya hanya manusia biasa yang memiliki sifat yang terlalu lemah saat bercermin dengan diri sendiri dan Allah swt. Bagaimanapun dia hanya harus kuat dan percaya dengan usaha dan doa-doanya.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Copyright 2009 Marchantia
Free WordPress Themes designed by EZwpthemes
Converted by Theme Craft
Powered by Free Website Templates
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver